Error Control dan Flow Control

 

 ERROR CONTROL

Pengiriman data tidak terlepas dari kesalahan, baik dalam proses pengiriman maupun penerimaan.

Fungsi error control adalah mengontrol terjadinya kesalahan yang terjadi pada waktu data dikirimkan.


Fungsi error control :


Berfungsi untuk mendeteksi dan memperbaiki error-error yang terjadi dalam transmisi frame-frame.


Ada 2 tipe error yang mungkin :

§  Frame hilang : suatu frame gagal mencapai sisi yang lain
§  Frame rusak : suatu frame tiba tetapi beberapa bit-bit-nya error.

Teknik-teknik umum untuk error control, sebagai berikut :

§  Deteksi error, dipakai CRC.
§  Positive acknowledgment : tujuan mengembali-kan suatu positif acknowledgment untuk penerimaan
yang sukses, frame bebas error.
§  Transmisi ulang setelah waktu habis : sumber mentransmisi ulang suatu frame yang belum diakui
setelah suatu waktu yang tidak ditentukan.
§  Negative acknowledgment dan transmisi ulang : tujuan mengembalikan negative acknowledgment
dari frame-frame dimana suatu error dideteksi. Sumber mentransmisi ulang beberapa frame.


Mekanisme ini dinyatakan sebagai Automatic Repeat Request(ARQ)
yang terdiri dari 3 versi :

    • Stop and wait ARQ. 
• Go-back-N ARQ. 
• Selective-reject ARQ. 


Stop and Wait Automatic Repeat Request (ARQ) 

Stop and Wait ARQ adalah modifikasi stop and wait protocol yang memiliki kemampuan

error control dan flow control.

 

Ia memiliki fitur :

 

1. Perangkat pengirim tetap menyimpan salinan frame terakhir yang dikirimkan sampai ia

menerima acknowledge terhadap frame tersebut. Salinan frame tersebut disimpan untuk

berjaga-jaga jika frame tersebut hilang atau rusak dalam transmisi.


2.  Untuk identifikasi, baik frame data maupun acknowledge (ACK) diberi nomor 0 dan 1

bergantian. Frame data 0, dibalas dengan ACK 1, artinya penerima telah menerima frame

data 0 dan sedang menanti frame data 1.

 

3.  Frame yang rusak atau hilang diperlakukan sama oleh penerima. Jika penerima

mendeteksi error pada frame yang diterima, ia mengabaikan frame tersebut dan tidak

mengirim ACK. Jika penerima menerima frame yang tidak berurut, ia tahu ada frame

hilang, ia mengabaikan frame tersebut juga.


4.  Pengirim memiliki variabel kontrol S, yang menyimpan nomor frame yang sedang

dikirim (0 dan 1). Sedangkan variabel kontrol, R yang menyimpan nomor frame yang

diharapkan untuk diterima (0 dan 1).

 

5.  Pengirim memulai timer ketika ia mengirim frame. Jika ACK tidak diterima dalam waktu

tertentu, pengirim mengasumsikan bahwa frame hilang atau rusak, dan ia mengirim ulang

frame tersebut.

 

6.  Penerima mengirimkan hanya ACK yang positif (berhasil) terhadap frame yang berhasil

diterima. Ia diam jika ada frame rusak atau hilang. Nomor ACK selalu mendefinisikan

nomor frame berikutnya. 


Contoh Frame
    contoh gambar frame






Go back N ARQ 


Dalam go back N ARQ, kita dapat mengirim W buah frame, sebelum menerima ACK. 

Kita tetap mengirimkan frame-frame sampai ACK diterima.Prosedur ini memerlukan fitur

tambahan pada stop and wait ARQ. 


1. Nomor urut. Frame pada saat hendak dikirim diberi nomor urut. 


2 Sliding Window pengirim. Untuk menyimpan frame-frame sebelum diACK, kita gunakan

konsep window. Kita bayangkan semua frame tersebut disimpan dalam buffer. Frame 

frame tersebut disisipkan dalam window.


 Frame-frame ke sebelah kiri window adalah yang sudah di-ACK dan dapat dibuang,

yang ke kanan jendela tidak dapat dikirim sampai window bergeser ke arahnya. Ukuran

window paling besar 2m -1. Ukuran window dalam protokol ini tetap (dalam TCP dapat

berubah ukuran). Window bergeser ke arah frame-frame yang belum dikirim ketika ACK

diterima. Jadi windownya adalah sliding window/ jendela geser

.Sliding Window penerima. 


Ukuran window pada penerima dalam protokol ini adalah 


1.  penerima selalu mencari frame tertentu yang tiba pada urutan tertentu. Frame yang datang tidak terurut diaaikan, dan perlu dikirim ulang lagi. Window penerima juga bergeser seperti window di sisi pengirim.

 

2.  Variabel kontrol. Di sisi pengirim ada tiga variabel, yaitu S, SF dan SL . S menyimpan

nomor urut frame yang sedang dikirim, SF menyimpan nomor urut frame pertama dalam

windows dan SL menyimpan nomor urut frame terakhir di dalam window. Jika ukuran

window adalah W, maka W=SL - SF+1. Sedangkan di penerima hanya ada variabel R, yang

menyimpan nomor urut frame yang hendak diterima. Jika nomor frame yang diterima sama

dengan R, maka frame tersebut diterima. Jika nomor frame yang diterima berbeda dengan R

maka frame ditolak.

 

3. Timer. Pengirim menset timer untuk setiap frame yang dikirim, sedangkan pada penerima

tidak ada timer. 


4.  Acknowledgement. Penerima mengirim ACK positif jika frame telah tiba dengan selamat

dan dengan urutan seharusnya. Jika frame rusak waktu diterima atau tidak dalam urutan

yang seharusnya, penerima diam dan mengabaikan semua frame yang tidak sesuai urutan

sampai dengan ia menerima frame yang sesuai urutan. Jadi pengirim harus mengirimkan

ulang frame tersebut karena sampai waktu time out, ACK belum diterima. 


5. Frame yang dikirim ulang. Ketika frame rusak pengirim mengirim lagi sekumpulan frame

mulai frame yang rusak. Itulah sebabnya protokol ini dinamakan go back N ARQ.


ARQ
Contoh Gambar Go-Back-N ARQ

  




Selective Repeat ARQ 


Selective repeat ARQ berbeda dengan Go Back N ARQ, frame yang dikirim ulang dalam

selective repeat ARQ adalah frame yang rusak/ hilang saja. Selective repeat ARQ lebih

efisien, tetapi algoritma/proses dalam penerima lebih kompleks dibandingkan Go Back N

ARQ. 

Konfigurasi pengirim dan variabel-variabel kontrolnya sama seperti go back N ARQ.

Ukuran windownya pengirim dan penerima harus paling besar setengah kali 2 m . Jadi pada

penerima harus ada variabel kontrol seperti di pengirim, yaitu RF dan RL untuk

mendefinisikan batas kiri dan kanan window.



Contoh Gambar Selective Repeat ARQ

 


Protokol-Protokol Data Link Control 


Protokol-protokol bit- oriented didisain untuk memenuhi variasi yang luas dari kebutuhan data
link,termasuk : 
• Point to point dan multipoint links. 
• Operasi Half-duplex dan full-duplex. 
• Interaksi primary-secondary (misal : host-terminal) dan peer (misal : komputerkomputer). 
• Link-link dengan nilai yang besar (misal: satelit) dan kecil(misal: koneksi langsung jarak
pendek). 
Sejumlah protokol-protokol data link control telah dipakai secara luas dimana-mana : 
• High-level Data Link Control (HDLC).
• Advanced Data Communication Control Procedures
• Link Access Procedure, Balanced (LAP-B). 
• Synchronous Data Link Control (SDLC)
Karakteristik-karakteristik Dasar HDLC 
didefinisikan dalam tiga tipe stasiun, dua konfigurasi link, dan tiga model operasi transferdata. 

Tiga tipe stasiun yaitu :
  •   Stasiun utama (primary station) : mempunyai tanggung jawab untuk mengontrol operasi link. Frame yang dikeluarkan oleh primary disebutcommands. 
        • Stasiunsekunder(secondarystation):beroperasidibawahkontrolstasiunutama. Frameyangdikeluarkanolehstasiun-stasiunsekunderdisebutresponses.Primary mengandung link logika terpisah dengan masing-masing stasiun secondary pada line. 

        • Stasiungabungan(combinedstation):menggabungkankelebihandaristasiun-stasiun primarydansecondary.Stasiunkombinasibolehmengeluarkankedua-duanyabaik commands dan responses. 

Dua konfigurasi link, yaitu : 
            • Konfigurasitanpakeseimbangan(unbalancedconfiguration):dipakaidalamoperasi pointtopointdanmultipoint.Konfigurasiiniterdiridarisatuprimarydansatuataulebih stasiun secondary dan mendukung tansmisi full-duplex maupun half-duplex. 

             • Konfigurasidengankeseimbangan(balancedconfiguration):dipakaihanyadalam operasi point to point. Konfigurasi ini terdiri dari dua kombinasi stasiun dan mendukung transmisi full-duplex maupun half-duplex. 


Tiga mode operasi transfer data, yaitu : 

            • Normal Response Mode(NRM):merupakan unbalanced configuration.Primaryboleh memulai data transfer ke suatu secondary, tetapi suatu secondary hanya boleh men- transmisi data sebagai response untuk suatu poll dari primary tersebut. 
             • Asynchronous Balanced Mode(ABM):merupakan balanced configuration.Kombinasi stasiun boleh memulai transmisi tanpa menerima izin dari kombinasi stasiun yang lain. 
            • Asynchronous Response Mode(ARM):merupakan unbalanced configuration.Dalam mode ini,secondary boleh memulai transmisi tanpa izin dari primary (misal: mengirim suatu respon tanpa menunggu suatu command).Primary masih memegang tanggung jawab pada line, termasuk inisialisasi,perbaikan error dan logika pemutusan.


Struktur frame HDLC memakai transmisi synchronous : 
    • Flag : 8 bit 
    • Address : satu atau lebih oktaf. 
    • Control : 8 atau 16 bit. 
    • Informasi : variabel. 
    • Frame Check Sequence (FCS) : 16 atau 32 bit. 
    • Flag : 8 bit.
 
Flag address dan control dikenal sebagai header, FCS dan flag dinyatakan sebagai trailer.

Demikian penjelasan seputar error control dalam komunikasi data yang berhasil rangkum untukmu.

Terima Kasih

Posting Komentar

0 Komentar

Apa Itu Algoritma Pemrograman?Fungsi, Cara Kerja & Contohnya